Keunikan Upacara Adat Perkawinan Suku Using Di Banyuwangi

Ada yang unik dan menarik dari upacara adat perkawinan Suku Using di Banyuwangi.

Upacara adat tersebut dinamakan Perang Bangkat, upacara yang sarat makna dari filosofi perkawinan sebelum kedua mempelai resmi menjadi pasangan suami istri.

Dinamakan Perang Bangkat karena selama prosesi yang penuh petuah ini berlangsung layaknya sebuah perang.

Bukan perang fisik melainkan perang argumentasi yang dikemas dengan sebuah drama antara pihak mempelai laki-laki (Raja) dan pihak mempelai perempuan (Ratu).

Satu kali terlihat kedua belah pihak yang dipisahkan selembar kain itu mengadu pusaka masing-masing.

Pusaka diambil dari perbekalan, yaitu syarat yang diminta pihak Ratu. Misalnya, ayam, sendok sayur (bahasa using irus), bantal guling yang dibungkus dan diikat menjadi satu dengan tikar. Serta sebutir telur ayam kampung, 1 buah kelapa, dan setandan pisang.

Selain itu seperangkat alat menginang atau disebut juga wanci kinangan. Beras kuning dan beberapa syarat lainnya. Uniknya, dari adu pusaka itu menjadi sebuah pertanda rumah tangga calon pengantin.

Untuk meminang Ratu, Raja yang diwakili oleh salah seorang dari dua tetua adat yang memimpin upacara kuno ini harus menunjukkan sebagai pria yang bertanggung jawab untuk memikat hati pihak si ratu.

Serta dapat membuktikan ia adalah pria bijak dengan menunjukkan kemampuan menerjemahkan arti yang terkandung dalam satu persatu dari tiap perbekalan syarat yang ditetapkan.

Pemangkut adat Using menjelaskan bahwa semua bekal itu memiliki makna atau petuah yang harus diperhatikan secara seksama sebagai modal dalam mengarungi hidup berumah tangga.

Dalam suku Using, perang Bangkat wajib dilakukan jika calon mempelai merupakan anak sulung yang berjodoh dengan anak sulung.

Dan anak bungsu berjodoh dengan anak bungsu. Serta anak bungsu berjodoh dengan anak sulung, demikian sebaliknya.

Walaupun Perang Bangkat hanya sebatas formalitas belaka sebelum penghulu dari Kantor Urusan Agama menikahkan calon pengantin secara resmi, Suku Using Banyuwangi sangat menjunjung nilai luhur yang terkandung dari upacara tersebut.

Bagian yang paling ditunggu oleh warga yang menyaksikan dan mengikuti tradisi ini adalah saat beras kuning bercampur uang koin dilempar diakhir acara. Tanpa dikomando warga langsung memperebutkannya.

Uang-uang koin itu dipercaya dapat menjadi lantaran bertemu dengan jodoh masing-masing.

Komentar

Posting Komentar

Komentar Anda Sangat Membantu

Postingan Populer